TimSAR gabungan mengevakuasi penumpang speedboat yang tenggelam di Peraiaran Maluku Tenggara, Senin (21/2/2022). Dalam insiden kecelakaan itu enam oenumpang meninggal dunia dan 19 lainnya selamat Cerita Rakyat Sunda. Regional. 27/07/2022, 22:19 WIB. Mengeluh Masih Ada Pungli di Jalan, Sopir Truk se-Banyumas Raya Mengadu ke Ganjar. Regional.
Kebanyakanbahasa-bahasa daerah yang terdapat di Indonesia tersebut berasal dari wilayah timur Indonesia seperti Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Berdasarkan publikasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, di Provinsi Maluku terdapat 62 bahasa daerah.
Asalmula Telaga Biru adalah cerita rakyat / legenda yang berasal dari Maluku Utara. Di wilayah Gelela, Lisawa, daerah Halmahera ada sebuah telaga yang dulunya adalah mata air yang berair jernih & berkilau berwarna biru. Konon, dulu ada sepasang kekasih yang berjanji untuk sehidup semati.
CeritaRakyat Maluku Utara Legenda Buaya Tembaga. Pada saat lilitan Ular mulai mengendur. Buaya Tembaga langsung membalik tubuhnya di dalam air. Ekornya pun ikut bergerak untuk memukul sang Ular. Tidak perlu menunggu waktu yang cukup lama, Ular mulai kehabisan napas. Pada saat lilitannya semakin mengendur Buaya Tembaga langsung memukul kepala sang Ular.
Vay Tiį»n Nhanh Chį» Cįŗ§n Cmnd Nợ Xįŗ„u. PATUNG BATU DUDUK Cerita rakyat dari Tanah āKEIā Maluku Tenggara Emi ā kiriman dari PBSIDaerah -UNPATTI, Maluku Disebelah kampung yang terletak dipesisir timur pulau Dula, Kecamatan Dula utara, kabupaten Maluku tenggara. Kampung ini jaraknya 8 km dari kota Tual, ibu kota kabupaten Maluku Tenggara, alias Bumi Larwul Ngabal. penduduk kampung ini hidup dari bercocok tanam dan mencari ikan, sebab letaknya dipinggiran pantai. Hutannya juga sangat luas, dan menghasilkan banyak sayur-sayur seperti ganemo, rebong dan paku-paku. Juga menghasilkan buah-buah seperti kenari, kemiri, mangga dll. Waktu itu ada tiga orang perempuan yang bersahabat. nama-nama mereka adalah Nen ked, Nen Ted dan Nen Med. kemana saja mereka pergi selalu hari mereka bertiga sepakat untuk pergi ke hutan, mencari sayur dan kenari. pagi-pagi sekali mereka bertiga berangkat dengan membawa Saloy dan bekal. sampai di hutan mereka bertiga mulai mencari sayur rebun dan buah kenari. Buah kenari itu biasanya dimakan oleh burung Pombu dan marsegu. Saat itu sedang musim hujan dan musim barat. Karena mereka bertiga sudah bersepakat, maka biarpun hujan mereka pergi saja. Sementara mereka mencari-cari rebun dan kenari ke sana ke mari, hujanpun turun dan sangat lebatnya. merekapun lari ke sana ke mari mencari tempat perlindungan, kahirnya mereka menemukan buah kecil di bawah sebuah batu yang sangat besar. mereka bertigapun masuk dan berlindung di bawah batu tersebut. Hujan makin hari makin bertambah lebat disertai angin yang kencang. Mereka bertiga ketakutan sebab hari bertamabah sore dan hujan angin belum redah. Nen Ted mengatakan āBeta pung saloy balong pono!ā. Nen Med juga mengatakan ābeta juga !ā. Nen Ked mengatakan āPono ka seng kah? su sore jadi katong musti pulang, kalau seng, orang di rumah akan cari kita nantiā tiba-tiba mereka mencium bau yang tidak enak. Nen Med mengatakan āhumm bau apa ni? seperto bau konto!ā Nen Ted mengiyakan apa yang dikatakan oleh temannya itu. tapi Nen ked diam-diam saja, tidak menanggapi perkatan Nen Med dan Nen Ted. kemudian Nen Ted mengatakan ā Lebih baik orang yang kentut ini mengaku saja kalau tidak beta akan sumpah orang ituā namun tidak ada yang mengaku juga. akhirnya Nen ted mulai angkat sumpah āSiapa diantara kita yang tidak mengaku lebih baik tanah ewang ini makan dia supaya dia jangan pulang dikampung lagiāselesai angkat sumpah, hujanpun berhenti dan Nen Med mengatakan āmari kita bersiap-siap untuk pulangā. Mereka mulai mengangkat saloy dan berdiri. Nen Ted dan Nen Med sudah berdiri dan melangkah keluar dari goa, sedangkan Nen Ked belum bisa berdiri juga. Melihat Nen Ked tidak bisa berdiri, Nen Med dan Nen Ted dudah curiga bahwa Nen Kedlah yang kentut tadi, mereka berduapun lari menyampaikan musibah ini kepada saudara-saudara mereka. Kemudian semua laki-laki dari kampung dikerakan untuk membantu Nen Ked dengan membawa linggis dan pacul. Mereka semua sepakat untuk mencungkil Nen Ked dan membawanya pulang. Namun sia-sia saja maksud mereka Nen Ked tidak dapat diangkat untuk pulang. Ia tetap saja seperti itu. lama-kelamaan ia berubah menjadi sebuah batu yang berbentuk manusia sedang duduk. dan masyarakat menyebutnya dengan istilah āBATU DUDUKāini adalah cerita rakyat dari Maluku tenggara, yang memiliki makna bahwa kita sebagai manusia jika berbuat salah harus berani mengaku kesalahannya kepada orang lainā¦. semoga kita bisa memaknai cerita ini dalam hari-hari juang kita ke depanā¦.. sumber Wadah Organisasi Mahasiswa Se-Profesi se-Indonesia, berdiri sejak 1993 di Univ Hasanuddin. Dengan misi menambah komunikasi antar mahasiswa, dosen serta alumni sastra daerah se-Indonesia dan melestarikan budaya lokal dgn mengaplikasikan kegiatan positif. dan lain sebagainya. semoga media ini menjadi bahan buat komunikasi antar pelestari budaya dikalangan universitas. Lihat lebih banyak pos Navigasi pos
cerita rakyat dari maluku tenggara